/* Website template by freewebsitetemplates.com */ #header div div div div { height: 1%; float: right; padding-bottom: 20px; width: auto; } #header div div#section ul li a { padding: 0; } #content div.home div.section ul li { margin-top: 12px; } #content div div#account div form table tr td label input#rememberme { vertical-align: middle; } #footer div.home div div.section { height: 281px; } #footer div#navigation { margin-top: 40px; }
Tampilkan postingan dengan label Budidaya Ikan Gurameh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Budidaya Ikan Gurameh. Tampilkan semua postingan

Minggu, 19 Juni 2011

Berbudidaya Belut


Penggunaan pestisida pada lahan pertanian yang berlebihan akan mempengaruhi ekosistem ikan yang ada disekitarnya, salah satunya adalah belut. Sehingga keberadaan belut di alam semakin terancam dikarenakan ketidak seimbangan kita dalam merawat alam. Tetapi, kini tidak perlu khawatir, anda bisa memanfaatkan dengan membudidayakan belut sebagai peluang usaha sekaligus menjaga keseimbangan alam. Selain itu, keuntungan dalam berbisnis belut adalah besarnya permintaan pasar belut baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Permintaan ekspor belut dari beberapa negara tujuan dapat dilihat ditabel di bawah ini :



tabel belut

Sumber: Drs Ruslan Roy, MM, Ir R. M. Son Son Sundoro, www.eelstheband.com, dan telah diolah dari berbagai sumber.
(*) dikutip dari sumber – sumber di trubus online, dll.
Sentra perikanan belut Internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong,  Perancis dan Malaysia. Sedangkan sentra perikanan belut di Indonesia berada di daerah Yogyakarta dan di daerah Jawa Barat. Di daerah lainnya baru merupakan tempat penampungan belut-belut tangkapan dari alam atau sebagai pos penampungan.
Budidaya Belut sebenarnya tidak sulit dan juga tidak mahal. Masyarakat yang memiliki lahan sempit pun dapat memelihara belut. Secara Teknis Budidaya dan pemeliharaan belut (monopterus albus) hanya memerlukan perhatian dalam memilih tempat/lokasi budidaya, pembuatan kolam, media pemeliharaan, memilih benih, perkembangbiakan belut, penetasan, makanan dan kebiasaan makan serta hama.

a. Tempat/Lokasi Budidaya

Pemilihan lokasi bakal pembuatan kolam ditempat yang tidak secara langsung terkena sinar matahari, meskipun dapat disiasati dengan pemberian peneduh. Disamping itu luas lahan dengan memperhatikan kemiringan dan batas calon kolam. Kolam ini dapat diatas tanah atau galian tanah, hal ini tergantung pada luas lahan yang akan memudahkan pengamatan, pembangunan konstruksi kolam, seperti pintu air, saringan dan lain sebagainya.

b. Pembuatan kolam

Lokasi yang telah ditentukan dengan memperhatikan persyaratan teknis dan jenis kolam, baik kolam penampungan induk, kolam pemijahan dan pendederan serta kolam pembesaran. Kolam-kolam ini memiliki ukuran tersndiri, pertama, Kolam Penampungan Induk berukuran 200 cm x 400 cm x 80 cm, kedua Kolam Pemijahan 200 cm x 200 cm x 100 cm, ketiga, Kolam Pembesaran 500 cm x 500 cm x 120 cm.

c. Media Pemeliharaan

Kolam budidaya belut menggunakan media pemeliharaan sebagai tempat hidup berupa tanah/lumpur sawah yang dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos (sekam/gabah padi yang dibusukkan), jerami padi, cincangan batang pisang, pupuk urea dan NPK dengan perbandingan kurang lebih sebagai berikut :
Lapisan paling bawah tanah/lumpur setinggi 20 cm.
  1. Lapisan pupuk kandang setinggi 5 cm.
  2. Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm.
  3. Lapisan Pupuk kompos setinggi 5 cm.
  4. Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm.
  5. Lapisan jerami padi setinggi 15 cm, yang diatasnya ditaburi secara merata pupuk urea 2,5 kg dan NPK 2,5 kg untuk ukuran kolam 500 cm x 500 cm. Perbandingan jumlah pupuk dan luas kolam ini juga dipergunakan dalam ukuran kolam, baik lebih besar maupun kecil.
  6. Lapisan tanah/lumpur setinggi 20 cm.
  7. Lapisan air dengan kedalaman setinggi 15 cm, yang ditaburi secara merata batang pisang sampai menutupi permukaan kolam.
Seluruh media pemeliharaan ini didiamkan agar terjadi proses permentasi dan siap untuk pemeliharaan belut selama kurang lebih dua minggu.

d. Pemilihan Benih

Media pemeliharaan yang sudah lengkap dan siap untuk pemeliharaan, menuntut pemilihan bibit belut yang berkualitas agar menghasilkan keturunan normal.
Syarat Benih Belut : pertama, anggota tubuh utuh dan mulus atau tidak cacat atau bekas gigitan. kedua, mampu bergerak lincah dan agresif. ketiga, penampilan sehat yang ditunjukan dengan tubuh yang keras, tidak lemas tatkala dipegang. keempat, tubuh berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklatan. kelima, usia berkisar 2-4 bulan.
Disamping itu diperhatikan pula pemilihan induk belut jantan dan betina sebagai berikut :
  • Ciri Induk Belut Jantan
  1. Berukuran panjang lebih dari 40 cm.
  2. Warna permukaan kulit gelap atau abu-abu.
  3. Bentuk kepala tumpul.
  4. Usia diatas sepuluh bulan.
  • Ciri Induk Belut Betina
  1. Berukuran panjang 20-30 cm
  2. Warna permukaan kulit cerah atau lebih muda
  3. Warna hijau muda pada punggung dan warna putih kekuningan pada perut
  4. Bentuk kepala runcing
  5. Usia dibawah sembilan bulan.
e. Perkembangan Belut

Belut berkembangbiak secara alami dialam terbuka dan dapat dibudidaya dengan perkembangbiakan normal dikolam dengan media pemeliharaan yang memenuhi persyaratan. Belut secara lami memiliki masa kawin selama musim hujan (4-5 bulan), dimalam hari dengan suhu sekitar 28° C atau lebih. Musim kawin ini ditandai dengan berkeliarannya belut jantan kepenjuru kolam, terutama ketepian dan dangkal yang akan menjadi lubang perkawinan. Lubang berbentuk “U” dimana belut jantan akan membuat gelembung busa dipermukaan air untuk menarik perhatian betina, namun belut jantan menunggu pasangannya dikolam yang tidak berbusa. Telur-telur dikeluarkan disekitar lubang, dibawah busa dan setelah dibuahi akan dicakup pejantan untuk disemburkan dilubang persembunyian yang dijaga belut jantan.

f. Penetasan

Telur-telur ini akan menetas setelah 9-10 hari, tetapi dalam pendederan menetas pada hari ke 12-14. Anak-anak belut ini memiliki kulit kuning yang semakin hari akan berangsur-angsur menjadi coklat. Belut jantan akan tetap menjaga sampai belut muda berusia dua minggu atau mereka meninggalkan sarang penetasan untuk mencari makanan sendiri.

g. Makanan dan kebiasaan makan

Belut secara alamiah memakan segala jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh di air. Belut ini akan menyergap makanannya dengan membuat lubang perangkap, lubang ini menyerupai terowongan berdiameter 5 cm.

h. Hama belut

Belut jarang terserang penyakit yang disebabkan oleh kuman atau bakteri, namun mereka sering kekurangan pangan, kekeringan atau dimakan sesama belut dan predator lainnya, sehingga memerlukan air mengalir agar tetap sehat.
Setelah belut berkembang sesuai yang diharapkan, kita harus memperhatikan tata cara panen agar belut tidak luka dan tetap segar, baik untuk pasar lokal maupun antar daerah dan ekspor. Belut untuk pasar lokal hanya memerlukan ukuran sedang dengan umur 3-4 bulan, sedangkan ekspor perlu ukuran lebih besar dengan usia 6-7 bulan.
Perlakukan pasca panen pun juga harus diperhatikan, baik dalam membersihkan dan memperbaiki kolam pemeliharaan serta dilakukan penggantian media yang baru, sehingga makanan belut tidak habis bahkan semakin banyak.

Kamis, 09 Juni 2011

Penyakit Ikan Lele

Penyakit Ikan Lele


Keberhasilan Budidaya ikan lele ditentukan oleh beberapa faktor antara lain benih yang unggul atau berkualitas baik, makanan yang memilik kandungan gizi tinggi, kondisi air yang baik dan pola pemeliharaan yang tepat. Faktor genetik benih lele sangat mempengaruhui pertumbuhan ikan lele sampai ukuran konsumsi. Lele dumbo yang dikenal memiliki pertumbuhan yang cepat ternyata mengalami penyimpangan genetik karena kesalahan dalam membudidayakannya, sehingga ditemukan lele strain baru yang dikenal dengan lele sangkuriang. Beberapa petani telah menerapkan sistem pemberian probiotik yang dicampurkan pada paka ikan lele, sehingga pertumbuhan ikan lele dapat lebih cepat , masa panen lebih singkat sehingga efisiensi pakan juga meningkat. Imbas lebih lanjut adalah keuntungan budi daya ikan lele yang meningkat.


Budidaya Ikan Lele
Budidaya Ikan Lele


Budi daya ikan lele bisa dibilang gampang-gampang susah, dikatakan mudah karena kemampuan hidup ikan lele cukup baik di beberapa lingkungan yang cukup ekstrim. Tetapi untuk mencapai keberhasilan ekonomis yang maksimal dalam budidaya ikan lele terkadang cukup sulit. Bisa jadi Ikan lele yang dipelihara bisa tumbuh dengan ukuran yang besar, tetapi dari sisi hitung-hitungan ekonomis tidak menguntungkan. Kondisi lingkungan pemeliharaan ikan lele juga harus baik untuk mencegah penyakit ikan lele.

Berdasarkan pengalaman Petani Lele Di desa Gunungsari, kecamatan Beji, Pasuruan yang dikenal sebagai sentra budidaya lele konsumsi , sekitar 60 persen masyarakatnya menekuni usaha ini. Namun demikian, hanya sedikit saja yang mendapatkan hasil maksimal . Tidak jarang, diawal-awal atau pada minggu pertama setelah penebaran, banyak bibit lele yang mati. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari kondisi air kolam yang kotor, bibit kurang baik, hingga serangan penyakit. Tidak sedikit petani lele di daerah itu gagal panen karena lelenya mati semua. Kalau sudah begitu, bukan keuntungan yang didapat, tetapi jutaan rupiah akan melayang.

Seorang yang cukup sukses menjadi petani Lele di sana adalah Bapak Kayat, Bapak Kayat mencoba melakukan beberapa langkah budidaya lele dengan persiapan kolam secara matang, kemudian pembelian bibit lele yang baik/tidak mudah sakit, hingga pemberian pakan yang cukup.Untuk menghindari kondisi air kolam rusak, sirkulasi air perlu diatur, terutama setelah pemberian pakan, dengan demikian air kolam akan selalu bersih dan lele tidak mudah terserang penyakit.

Lele tergolong ikan dengan konsumsi pakan cukup besar, jika pakan kurang, maka sesama lele akan saling memangsa. Untuk itu pemberian pakan jangan sampai telat. Untuk mengirit biaya pakan, Kayat biasa memberikan limbah telur atau ayam sebagai pengganti pakan pelet yang harganya sangat mahal. Kebutuhan total pakan lele sendiri bisa mencapai 80% dari total biaya operasional.

Apa kunci dari keberhasilan panen lele milik Kayat ? Kuncinya adalah perawatan air kolam dan pemberian pakan yang cukup. Dalam perawatan air kolam, selain menggunakan cara-cara yang sudah biasa dilakukan, Kayat pun menambahkan larutan probiotik. Probiotik yang digunakan adalah Marine Bioaquatic–disebarkan ke air kolam 2 kali seminggu.

Marine Bioaquatic mengandung bakteri-bakteri penetralisir air kolam untuk melindungi ikan dari racun dan bakteri-bakteri penyebab penyakit. Selain itu, supaya daya tahan ikan optimal dan tidak mudah terserang penyakit, petani berusia 45 tahun ini juga memberikan Marine Biostimulant yang aplikasinya dicampurkan dengan pakan. Pemberian Biostimulan, ujarnya, ternyata berpengaruh besar terhadap percepatan pertumbuhan lele.

Budidaya Ikan Gurameh

Peluang Bisnis Ikan Gurameh

Gurameh menjadi peluang Bisnis bagi peternak , pedagang gurameh,  pemilik restoran penyedia masakan gurameh dan peluang usaha bagi penyedia bibit gurameh. Harga ikan guramih siap konsumsi juga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ikan jenis lain sekitar 20-30 ribu per kilogram.  Sehingga Budidaya Ikan Gurameh banyak dipilih oleh masyarakat.

Peluang usaha budi daya ikan gurameh dapat dilakukan pada skala usaha mikro, usaha kecil dan menengah maupun skala besar. Karena modal usaha yang dibutuhkan juga bisa dari kecil hingga besar. Usaha budi daya ikan gurameh ini pada dasarnya bisa dilakukan dalam skala rumah tangga sehingga sangat terbuka bagi siapa saja. Bagi sebagian kita yang tidak memiliki lahan yang cukup luas dan air yang melimpah mungkin akan merasa tidak mungkin menggeluti bisnis budidaya ikan  gurameh ini. Dengan menggunakan kolam terpal hal tersebut dapat diatasi dan mungkin dilakukan.

Ikan Gurameh memang memerlukan lahan dan air yang cukup agar dapat hidup dan berkembang dengan baik dan optimal. Dengan menggunakan kolam terpal pada lahan yang sempit dan investasi yang tidak mahal , kita bisa melakukan budidaya ikan gurameh. Budidaya Ikan Gurameh dengan Kolam terpal hanya membutuhkan sedikit air karena air sebagai tempat hidup berasal dari air sumur atau air PAM. Bisnis budidaya ikan gurameh dapat dilakukan oleh siapa saja dan bisa dijadikan sebagai usaha sambilan bagi karyawan, mahasiswa atau orang yang sudah memiliki bisnis lain.

Karena prosesnya yang sederhana dan hanya memerlukan sedikit ketelatenan, selain itu budidaya ikan gurameh pada kolam terpal bisa dijadikan sebagai hiburan. Memberi makan dan memandangi ikan guramih pada pagi dan sore menjadi kesenangan tersendiri bagi sebagian orang. Keunggulan lain budidaya ikan gurameh pada kolam terpal adalah mempermudah memutus mata rantai penyakit pada ikan guramih. Kolam terpal bisa dikuras dan dikeringkan dengan mudah sewaktu-waktu, sehingga penyakit yang ada pada kolam dapat dihilangkan dengan lebih mudah.

Kebutuhan Budidaya Gurameh Kolam Terpal

Kolam ikan gurameh dengan terpal ini dapat dibuat fleksibel sesuai dengan lahan yang dimiliki dan bisa ditempatkan di mana saja. Bisa di pekarangan rumah, sawah atau tempat lain yang tersedia. Tentu saja kolam dengan ukuran kecil hanya mampu menampung ikan gurameh dalam jumlah yang tidak banyak. Jika terlalu banyak ikan dalam kolam maka pertumbuhannya tidak bisa optimal bahkan mengalami kematian.
Selain itu ukuran ikan gurameh juga menjadi pertimbangan berapa jumlah ikan yang dipelihara dalam kolam. Untuk ukuran kolam 1m2 dengan kedalaman 90 cm kira-kira bisa diisi dengan 10 ekor gurameh dengan berat 2.5 ons. Seiring dengan pertumbuhan ikan gurameh tentu jumlahnya harus dikurangi. Jika tidak maka perlu penambahan filter air yang memadai, caranya adalah dengan mengalirkan air kolam terpal dengan pompa ke suatu sistem filter, setelah melalui filter air masuk kembali ke kolam.

Model pembuatan Kolam terpal sebagai tembat budidaya ikan gurameh bisa dibuat dua jenis, yang pertama adalah dengan menggali tanah dengan kedalaman tertentu biasanya sekitar 90 cm, kemudian Terpal dipasang pada tanah galian tersebut. Cara Kedua adalah dengan memasang terpal pada permukaan tanah ( tidak menggali tanah), dengan bantuan rangka dari besi atau kayu ,terpal dirangkai menyerupai bak.
Cara pertama beban terpal tidak terlalu berat sewaktu diberi air, cara kedua memudahkan kita melakukan penggantian dan pembersihan kolam. Dengan selang kita bisa menyedot kotoran-kotoran kolam terpal dengan mudah. Pada budi daya ikan gurameh kolam terpal ini kotoran ikan gurame perlu dikeluarkan (shiftpond), agar kesehatan dan kebersihan air tetap terjaga.

Proses Budidaya Gurameh Kolam Terpal

Setelah kolam terpal selesi dibuat langkah selanjutnya adalah mengisi kolam dengan ikan gurameh, akan tetapi sebelum ikan gurameh dimasukkan perlu dipastikan terlebih dahulu kolam dalam kondisi bersih dari penyakit dan zat-zat berbahaya.  Terpal mengandung unsur kimia untuk pewarnaannya, maka sebelum dipasang perlu dicuci dan dibersihkan.
Untuk membunuh patogen kolam yang telah terisi air ditaburi garam 2 ons/m3. Pastikan juga ikan guramih yang akan dibudidayakan tidak mengandung bibit penyakit. Jika ada gurameh yang terkena penyakit perlu dikarantina terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam kolam.
Proses selanjutnya adalah memberi makan. Ikan gurameh diberi makan 2 kali dalam sehari dengan pellet dengan kandungan protein 25% sampai dengan 30 %. Frekuensi pemberian makan lebih baik dalam frekuensi yang banyak tetapi dalam jumlah sedikit-sedikit daripada dalam frekuensi sedikit tetapi jumlahnya banyak. Selain Pelet makanan untuk ikan guramih bisa ditambahkan daun-daunan dan sayuran. Daun-daunan dan sayuran sangat bermanfaat bagi kesehatan dan pertumbuhan ikan gurameh.
Pada budidaya ikan gurameh dengan terpal ini perlu dihindari pemberian makanan yang berlebihan, jika ada makanan yang tersisa harus segera dibuang. Makanan ikan dan kotoran ikan yang ada di kolam mengandung zat amoniak yang dalam jumlah tertentu bersifat racun bagi gurameh. Selain memberi makan dengan jumlah dan frekuensi teratur hal lain yang perlu diperhatikan adalah kualitas air.
Meski ikan gurameh cukup tahan dengan air yang tidak baik tetapi air perlu dibersihkan dan diganti sebagian(30%) secara periodik. Biasanya penggantian dilakukan satu minggu sekali dengan melakukan shift pond. Air disedot keluar dengan selang atau pompa, kotoran keluar melalui selang tersebut, kemudian diisi kembali dengan air baru. Lebih bagus lagi jika kolam diberi aerator atau filter untuk menambah kadar oksigen dan membersihkan kotoran secara otomatis.

Masa Panen Gurameh

Masa panen adalah masa yang ditunggu pada budidaya ikan gurameh ini. Guramih bisa dipanen sesuai dengan kebutuhan. Untuk tujuan pembenihan, guramie dapat dijual pada ukuran berapapun. Untuk ukuran tabur 2.5 ons dalam waktu sekitar 5 bulan bisa dipanen sebagai guramih konsumsi dengan berat 6 sampai 7 ons. Masa panen ini bisa dipersingkat lagi karena permintaan pasar cenderung menyukai gurameh dengan ukuran 5 ons. Berat pada masa panen ini juga bisa meningkat dengan pemberian pakan yang baik dan frekuensi yang lebih sering serta kondisi air yang lebih baik. Melihat proses yang sederhana dan permintaan yang terus meningkat, menjadikan budidaya gurameh pada kolam terpal menjadi peluang bisnis yang cukup layak untuk dicoba.